Minggu, 17 Februari 2013

Dipta Anindita Fenomenal Super Komplit

Warga Solo kembali fenomena. Setelah sebelumnya Jokowi membuat fenomenan kini giliran mantan Putri Solo. Sosok fenomenal itu adalah Dipta Anindita. Tidak banyak yang mengenal perempuan yang menyandang gelar Putri Solo pada 2008 ini, sampai ia dicegah bepergian ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
 
Dipta Istri Muda Jendral Fenomenal. Dipta ternyata adalah istri muda Irjen Pol Djoko Susilo. Mantan Kakorlantas Mabes Polri ini dijadikan tersangka korupsi proyek simulator SIM dan pencucian uang. Sang jenderal ini pula yang menerbitkan ketegangan antara KPK dengan Mabes Polri. 
 
Ibarat pepatah istri itu surga nunut, neraka katut, bersuamikan seorang tersangka, Dipta pun harus berurusan dengan KPK. Setelah dicegah, Dipta pun kemudian diperiksa KPK pada Rabu 13 Februari 2013. 
 
Siapakah Dipta? Ia adalah putri sulung dari dua bersaudara pasangan Joko Waskito dan Dyah. Joko Waskito bekerja sebagai konsultan minyak di Yaman. Sedangkan Dyah adalah seorang dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Dyah meninggal sekitar tahun 2004 karena sakit. Dipta lahir pada 10 Mei 1989 dan mempunyai seorang adik laki-laki. Ia tumbuh besar di sebuah rumah besar berpagar besi di Jalan Pinang 4, RT 004/RW 5 Kelurahan Cemani, Grogol, Sukoharjo. 
 
Dipta tinggal di rumah itu hingga lulus SMA. Pada 2008, ia meminta surat pindah alamat ke Manahan, Solo. “Praktis semenjak minta pindah alamat, saya tidak tahu lagi keadaan dia,” ujar Suwardi, Ketua RT setempat. Keluarga Dipta dikenal sebagai keluarga yang kaya raya. Maklumlah ayahnya yang bekerja sebagai konsultan pengeboran minyak di Yaman tentu bergaji besar. Joko Waskito juga berbisnis tanah dan memiliki sejumlah mobil Mercy keluaran. Ia juga memiliki motor gede (moge). “Pokoknya dia kaya raya,” ungkap sang sumber. Sayang Joko Waskito hingga kini belum bisa dimintai konfirmasi. Nomor handphone-nya tidak bisa dihubungi. 
 
 
SMA dan Kuliah Dipta Fenomenal. Kakak kelas Dipta di SMA 1 Solo, Dina, menuturkan, Dipta sudah menyetir mobil sendiri sejak masih SMA. “Ia sudah bawa mobil, karena kebetulan sekolah nggak melarang,” tutur Dina. Meski sebagai anak gedongan, Dipta bukan pribadi yang sombong. Temannya banyak karena ia tidak pilih-pilih dalam bergaul.
 
Namun selama berseragam putih abu-abu itu, tidak ada prestasi menonjol dicatat perempuan berkacamata ini. Ia tidak aktif di kegiatan organisasi sekolah, juga tidak pernah menjadi juara. Pun juga tidak ada catatan negatif tentang dia. “Anak itu memang biasa-biasa saja. Prestasi di sekolah juga tidak menonjol,” ujar Humas SMAN I Solo, Teguh. 
 
Ada yang menyebut saat di bangku SMA, Dipta sering menjadi foto model. Namun di kalangan model di Solo, nama Dipta juga tidak dikenal. “Dia bukan tipe profesional yang dilibatkan desainer untuk memperagakan karyanya,” ujar seorang model yang pernah menjadi Putra Solo.
 
Meski prestasinya pas-pasan, tetapi selepas lulus SMA pada 2007, Dipta berhasil lolos masuk Fakultas Hukum UNS lewat jalur PMDK. Sebagai mahasiswa baru, Dipta terlihat sering ikut nongkrong di kantor Novum, majalah mahasiswa FH UNS. “Tapi kurang tahu juga apakah aktif atau tidak,” papar Gunawan Suryatmadi, Kasubag Pendidikan FH UNS.
 
Hanya dua semester Dipta aktif kuliah. Semester tiga dan empat, mahasiswi yang kala itu selalu tampil rapi ini sudah membayar SPP dan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS). Ia juga tercatat mengikuti satu semester pendek, tapi anehnya ia tak pernah lagi kuliah. Gosip di antara teman-teman Dipta menyebut ia pindah kuliah ke universitas lain.
 
 
Dipta Putri Solo Fenomenal. Nama Dipta kembali mengorbit di ingatan teman-teman kuliahnya saat terpilih menjadi Putri Solo pada Agustus 2008. Terpilihnya Dipta sebagai Putri Solo, juga cukup mengejutkan. Bahkan salah seorang juri pemilihan Putra-Putri Solo (PPS) tahun itu, Lenny Andoko tidak bisa mengingat apa yang membuat dewan juri sepakat memilih Dipta.

Panita Penyelenggara PPS, Febri Dipokusumo menyatakan Dipta merupakan sosok yang pas sebagai Putri Solo. Ia cantik dan pintar serta luwes. “Saat pemilihan, dia aktif, cantik, penampilan bagus, dia pintar, klasifikasinya bagus, kemampuan merespons hal baru baik, luwes, gambaran untuk Putri Solo pas,” tutur Febri.

Dipta juga meninggalkan 'noda' di ajang putri-putrian itu. Saat mendaftar dalam ajang Putra Putri Solo, perempuan yang kini tampil berkerudung ini menggunakan alamat Jalan Tegal Ayu No. 40, RT 03 RW 03, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Saat ditelusuri, alamat itu ternyata tidak ditemukan. Di sepanjang Jalan Tegal Ayu 4 tidak ditemukan nomor 40. Warga sekitar juga tak ada yang mengenal nama Dipta Anindita.

“Saya sudah puluhan tahun tinggal di kampung ini, tetapi tak pernah mengenal nama itu. Apalagi kalau dia sempat terpilih sebagai Putri Solo, pasti jadi terkenal dan menjadi pembicaraan,” ujar seorang warga. Pihak Kelurahan Bumi juga tidak pernah mencatat nama Dipta Anindita sebagai warganya.

Yang lebih mengejutkan lagi, hanya dua bulan Dipta menyandang gelar Putri Solo. Bulan Oktober 2008, dengan alasan mengikuti ayahnya yang bekerja dan tinggal di Yaman, Dipta mengundurkan diri. Lewat kerabatnya, Dipta mengembalikan selempang Putri Solo I 2008 berikut mahkota juara. Sejak itu komunikasi dengan Disbudpar Kota Surakarta praktis terputus. Juga dengan teman-teman Dipta di Paguyuban Putra Putri Solo.

“Kita kecewa dan cukup bingung untuk menjelaskan ke masyarakat. Masyarakat mulai mengenal dia. Tapi ya sudah akhirnya kita ikhlas,” ujar Febri.

Kini teman-teman Dipta terkaget-kaget mantan Putri Solo itu harus berurusan dengan KPK. “Sama sekali nggak pernah bayangin. Anaknya anteng, nggak banyak tingkah kok,” ucap Dina.

Load comments