Minggu, 10 Februari 2013

5 Negara Dengan Tarif Telpon Termurah di Dunia

Tarif menelepon di berbagai negara sangat bervariasi. Ada negara dengan tarif telpon yang sangat mahal seperti Jepang, yakni mencapai Rp 10.000 per menit. Namun ada pula yang tarifnya sangat murah. Lembaga riset Frost & Sullivan baru-baru ini menerbitkan daftar perbandingan tarif telepon (on voice tariff) antar negara. Hasilnya relatif mengejutkan. Mayoritas negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara cenderung membayar biaya telepon lebih mahal dibanding negara kawasan Asia Pasifik.


Analis Frost & Sullivan Nitin Bhat menilai situasi tersebut wajar. Sebab, sistem pembayaran yang biasanya dipakai di negara maju adalah pascabayar. Tarif telepon di negara berkembang cenderung lebih murah karena penduduk yang banyak serta banyak operator di pasar telekomunikasi seluler.
"Faktor demografi, aturan pemerintah, dan jumlah pemain di bisnis ini sangat menentukan tarif telepon," ujarnya di Senayan, Jakarta, Rabu (6/2).

Salah satu kunci mahalnya biaya menelepon adalah keberadaan sistem roaming. Alias pengguna telepon membayar untuk setiap panggilan yang masuk. Mayoritas operator telekomunikasi Amerika Serikat menerapkan sistem seperti ini untuk pelanggan pascabayar, sehingga biaya bercakap-cakap konsumen di negara itu relatif besar.

Syarat lain agar tarif bercakap-cakap via ponsel bisa murah adalah ketersediaan infrastruktur. Buruknya jaringan di kebanyakan negara Afrika, seperti Tanzania dan Nigeria, menurut Bhat, mengakibatkan biaya telepon memakan sampai 35 persen pengeluaran pemilik ponsel per bulan. Maka, beruntunglah rakyat di lima negara berikut yang menikmati sambungan telepon lokal dan interlokal paling murah di dunia.

1. Swedia

Negara Skandinavia ini mempunyai tarif telepon yang relatif murah. Berdasarkan data Frost & Sullivan, biaya ngobrol lewat telepon di negara ini rata-rata cuma Rp 300 per menit. Rakyat Swedia bisa menikmati tarif murah karena seluruh operator menerapkan sistem tagihan sesuai pemakaian. Di negara ini sistem yang populer adalah pascabayar. Selain itu tidak ada biaya roaming dan biaya minimum per bulan.

2. Thailand

Negeri Gajah Putih ini juga tercatat memiliki tarif telepon murah. Biaya menelepon setiap menit hanya Rp 250-300. Di Thailand, sistem yang populer adalah prabayar. Sistem pascabayar di negara ini juga menerapkan pola pembayaran sesuai pemakaian seperti di Swedia.
 

3. Hong Kong

Tarif telpon di Hong Kong terkenal murah. Menurut Frost & Sullivan rata-rata biaya bicara lewat telepon Rp 200 per menit. Tarif murah itu didapatkan baik oleh pengguna pascabayar maupun prabayar
 

4. India

Negara India juga termasuk salah satu negara dengan tarif telpon paling murah. Padahal, delapan tahun lalu, biaya menelepon di India terhitung mahal, mencapai Rp 8.000 per menit. Selepas ada aturan persaingan usaha dan penyesuaian tarif minimum antar operator oleh pemerintah, biaya ngobrol lewat telepon turun gila-gilaan. Bahkan dua tahun lalu, biaya menelepon di India paling murah sejagat, hanya Rp 1 per detik.
"Sekarang tarif menelepon di India disesuaikan, menjadi sekitar USD 1 sen (Rp 90-100) per menit, karena operator harus meningkatkan kualitas jaringan," kata Ninit Bhat dari Frost & Sullivan. Negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia ini menggemari sistem prabayar.
 

5. Indonesia

Indonesia malah memegang rekor sebagai negara dengan tarif telepon termurah sedunia. Biaya untuk ngobrol hanya USD 1 sen per menit atau di kisaran Rp 90-100 setiap 60 detik. Frost & Sullivan menyebut, saat ini belum ada negara lain yang memiliki skema tarif komunikasi semurah di Indonesia."Sulit dicari bandingannya, bahkan di Asia Pasifik tarif telepon Indonesia dan India paling murah," ujarnya. Awal reformasi, hanya orang kaya dan kelas menengah yang punya telepon rumah atau telepon genggam. Pasalnya, biaya pulsa mencekik leher baik lintas maupun ke sesama operator. Situasi pun berubah ketika terjadi perang tarif pada 2005, seiring populernya sistem prabayar dan murahnya biaya menelepon sesama pengguna operator tertentu.
Pemain besar seperti Telkomsel, XL, dan Indosat saling banting harga, apalagi ketika operator CDMA masuk ke pasaran. Saat ini, hampir seluruh operator di Indonesia menawarkan tarif telepon relatif murah dibandingkan negara-negara lain.

Sumber: Merdeka.com

Load comments